Evert Hassink
Subkhan AS
subkhan@majalahtambang.com
Jakarta-TAMBANG. Manajer Kampanye Tambang-Friends of the Earth Netherland, (Milieu Defensie) Evert Hassink, mengaku telah memberikan surat kepada Stichting Pensioenfonds ABP (Dana Pensiun Sipil Nasional Negara Belanda), yang sering disebut sebagai ABP, untuk melepas saham mereka di Freeport-MacMoRan.
Apa yang dilakukan lembaga pemerhati lingkungan ini asal Belanda ini, sebagai bentuk keprihatinan atas rusaknya lingkungan,akibat pelaksanaan kegiatan pertambangan Freeport yang tidak memperhatikan lingkungan sekitar.
“Saya berharap bahwa ABP akan mengakhiri keterlibatan dengan perusahaan ini,” ujarnya dalam siaran pers yang di terima Majalah TAMBANG, Senin 31 Oktober 2011.
Dirinya menilai, desakan pelepasan kepemilikan saham Freeport-MacMoRan oleh ABP, merupakan sebuah tindakan yang penting. Tidak lain hal ini dilakukan untuk mendesak perusahaan ini agar memperbaiki kebijakan pertambangan yang lebih memperhatikan aspek lingkungan hidup di Papua.
“Walaupun sebelumnya ABP juga telah mendesak Freeport untuk memperbaiki situasi ini, namun saya tidak melihat adanya kemajuan. Maka itu, bagi saya perlu untuk ABP mengambil sikap dengan melepaskan kepemilikan saham Freeport-MacMoRan sebagai jalan terakhir,” ucapnya.
Karena Freeport telah melakukan pembuangan tailing (limbah tambang) ke lembah Cartenz, lembah Wanagon, dan sungai Ajkwa. Akibatnya, kemurnian air sungai itu tercemar parah. Itu berdampak besar terhadap kehidupan masyarakat sekitar yang kebutuhan airnya masih bergantung pada air di aliran sungai.
ABP sendiri merupakan lembaga yang mengatur pensiun pegawai negeri Belanda. Awalnya, dana pensiun adalah entitas yang dikendalikan pemerintah yang jatuh di bawah otoritas menteri urusan rumah di Den Haag. Namun, pada bulan Januari 1996, ABP diprivatisasi akan tetapi fungsi utamanya tetap tidak berubah. Juga sebagai lembaga yang mengelola skema pensiun ABP dan berkantor pusat di Heerlen, Belanda.
Melihat hal tersebut, Manajer Kampanye Tambang dan Energi WALHI, Pius Ginting, menyambut baik sikap Friends of the Earth Netherland, karena menurutnya apa yang dilakukan oleh Friends of the Earth Netherland merupakan sebuah bentuk tamparan keras terhadap Freeport yang telah melakukan pencemaran lingkungan.
“Kami sangat menyambut baik dengan apa yang dilakukan oleh Friends of the Earth Netherland, karena ini sekaligus memperkuat apa yang dilakukan oleh Dewan Etik Investasi Dana Pensiun Norwegia, yang telah menarik sahamnya dari Freeport pada Juni 2006,” katanya.
Kedepan, dirinya mengaku juga akan melakukan tindakan yang sama seperti yang dilakukan oleh Friends of the Earth Netherland, sebagai bentuk dukungan dengan ikut menyurati Dewan Etik Investasi Dana Pensiun seluruh dunia untuk segera mencabut kepemilikan saham Freeport-MacMoRan.
Seperti diketahui, Norwegia telah menarik sahamnya lima tahun lalu, karena tidak mau berkontribusi terhadap perusakan lingkungan yang tak terpulihkan dalam jangka panjang yang membawa dampak negatif terhadap kehidupan manusia dan kesehatan.
Sebab itu, Pius, juga mendesak kepada pemerintah untuk segera melakukan kajian perusakan lingkungan yang dilakukan oleh Freeport di tanah Papua, tak berhenti disitu. Dirinya juga menuntut kepada pemerintah Indonesia untuk segera menuntup aktivitas tambang Freeport di Papua. Mengingat, sektor tambang Freeport hanya berkontribusi lima persen bagi pendapatan negara atau lebih rendah dari sektor jasa dan perdagangan.
“Tentu saja itu tidak berimbang dengan pendapatan yang Freeport peroleh dengan hasil penjualan tambangnya yang jelas-jelas merusak lingkungan tanah Papua. Jadi, keberadaan Freeport penting secara nasional dari segi pendapatan adalah mitos belaka,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar