PetaPolitik.Com –Laman situs perusahaan Arc Exploration Limited tertera nama George Tahija menjadi salah satu direktur sejak 3 Maret 1998.
Perusahaan asal Australia ini adalah pemilik utama dari PT Sumber Mineral Nusantara yang minggu lalu terlibat konflik dengan warga Lambu Sape, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Di Australia sosok almarhum Julius Tahija yang merupakan ayah George Tahija sangat dihormati warga negeri Kangguru itu karena peristiwa heroik pada masa Perang Dunia II. Bahkan Julius Tahija mendapat penghargaan tertinggi Pemerintah Belanda yaitu Ridders der Militaire Willems Orde (penghargaan setingkat Victoria Cross di Inggris atau Congressional Medal of Honor Amerika Serikat).
Julius Tahija juga merupakan salah satu pendiri PT Freeport Indonesia (PTFI) sehingga mendapat posisi komisaris kehormatan di salah perusahaan tambang emas besar di dunia itu. Saat ini George Tahija tercatat sebagai salah satu komisaris PTFI.
Pada awal berdirinya PTFI, segala kebutuhan barang dan jasa terkait operasional perusahaan lebih banyak diambil dari Australia tenimbang membeli dari Surabaya atau Jakarta. Di sini peran Julius Tahija sangat penting dalam memberikan akses pejabat pemerintah Australia kepada PTFI untuk berbagai kebutuhan dan fasilitas perusahaan.
Jadi tidak heran bila George Tahija pun membangun bisnisnya di Australia. Selain karena memang ada faktor historis, jaringan relasi dan akses dari almarhum ayahnya ke berbagai komunitas bisnis dan politik di Australia juga sangat kuat. Salah satu usaha George Tahija yang cukup sukses adalah perusahaan eksplorasi tambang emas Arc Exploration Limited yang juga listing di lantai bursa Australia dengan kode ASX.
Arc Exploration Limited melalui George Tahija mengembangkan ekspansi usahanya di Indonesia khususnya untuk eksplorasi pertambangan emas. Pada periode tahun 2005, Arc Exploration Limited melalui bendera PT Austindo Nusantara Jaya menggarap proyek eksplorasi penambangan emas di daerah Cibaliung Provinsi Banten.
PT Austin Nusantara Jaya merupakan perusahaan yang didirikan oleh George Tahija bersama adiknya Sjakon George Tahija. PT Austin Nusantara Jaya mempunyai kepemilikan saham di Arc Exploration Limited melalui kakak beradik putra almarhum Julius Tahija. Sehingga kepemilikan dan kontrol perusahaan eksplorasi pertambangan emas ini praktis dipegang oleh kakak beradik Tahija.
Selain itu PT Austin Nusantara Jaya juga bergerak dalam berbagai bisnis usaha dan mempunyai banyak anak perusahaan. PT Austin Nusantara Jaya dengan bendera PT ANJ Agri bergerak dalam bisnis perkebunan kelapa sawit dengan total luas area mencapai 32.000 hektar. PT ANJ Agri mempunyai beberapa anak perusahaan antara lain PT Sahabat Mewah dan Makmur yang beropreasi di Belitung, PT Ondop Perkasa Makmur beroperasi di Sumatera Utara, PT ANJ Agri Papua yang beroperasi di Papua, PT Kayung Agro Lestari beroperasi di Kalimatan Selatan, dan PT Austindo Aufwind New Energy.
PT Austindo Aufwind New Energy yang didirikan pada 2008 merupakan usaha patungan antara PT ANJ Agri dengan perusahaan asal Jerman Aufwind Schmack Group. Saat ini PT Austindo Aufwind New Energy sedang konsentrasi dalam pembangunan dan pengembangan pabrik biogas di Belitung.
Selain itu PT Austin Nusatara Jaya juga memiliki 100% saham dari PT Gading Mas Indonesian Tobacco. Perusahaan yang berlokasi di Jember, Jawa Timur bergerak dalam bidang pengolahan tembakau untuk cerutu dan rokok dan menjualnya ke pasar di Eropa. Poada 2010 lalu PT Gading Mas Indonesian Tobacco melakukan ekspansi pasar ke Cina.
Di bidang kesehatan melalui ANJ HealthCare membuka Klinik Mata Nusantara yang beroperasi di daerah Lebak Bulus Jakarta Selatan.
Di bidang keuangan dan investasi keuangan, PT Austindo Nusantara Jaya berkolaborasi dengan beberapa perusahaan investasi kelas dunia seperti JP Morgan dan Fidelity mendirikan PT ANJ Finance. Pada periode 2009 lalu total aset perusahaan ini sudah mencapai angka Rp 1 trilyun lebih. Selain itu PT Austindo Nusantara Jaya juga memiliki saham mayoritas di PT Asuransi Indrapura.
Dengan mengguritanya bisnis yang dijalankan George Tahija dan Sjakon George Tahija dengan bendera PT Austindo Nusantara Jaya membuat pundi-pundi uangnya membengkak luar biasa banyaknya. Tidak salah Globe Asia’s pada Juni 2011 lalu menempatkan George Tahija & Sjakon Tahija pada nomor 47 dari 150 orang kaya Indonesia. Total kekayaan kakak beradik Tahija itu mencapai lebi8h dari US$ 560 juta. (Leo)
Mereka yang menindas di Bima, ternyata adalah mereka yang pernah menindas di Papua...
BalasHapusbegitulah, dan barisan SMN ini juga terkenal cukup fasis dlam menyelesaikan konflik dengan rakyat.
BalasHapus