Dan kupastikan kita masih akan tetap seJIWA, tetap berseNYAWA dalam bara semangat yang selalu menyala dada. Kupastikan aku akan selalu merindumu, mangukur jejalanan di bawah terik matahari membakar kulit memintal dahaga, atau sekadar berbincang mengukur dingin malam bersama kopi hangat di bawah kerlip bintang-gemintang.
Aku senang, mendengar kabarmu "kau baik2 saja, dan masih meyakini jalan yang dulu telah kita tentukan sama-sama". Aku senang mendengarmu juga merinduiku.
Dunia tak sedatar yang kau bayangkan kawan, itu pastinya, begitu pula pada jalan yang sedang kita tempuh, "TAK SEMULUS YANG KITA INGINKAN". Ada kalanya aral datang melanda, seperti badai datang tiba-tiba. Jika kau goyah maka ia akan menyapumu bersih, hingga puing-puingmu pun tak ia sisakan. Tapi jika sebaliknya kau kekeh tetap bertahan, maka kau lah yang tangguh itu, kaulah yang dikatakan anak zaman yang terpilih itu.
Dan pada kabar yang telah kau sampaikan itu, kau telah menunjukkan dirimu sebagai anak zaman yang tangguh. Caramu yang tetap kokoh pada satu pilihan kehidupan menunjukkan semuanya. "sebab tak ada pilihan lain selain membangun kembali kekuatan baru.pondasinya sudah kuat saya rasa, kita hanya tinggal melanjutkan tembok dan menyiapkan atap" katamu saat kutanya "kenapa?".
Kawan,esok saat mentari pagi kembali menjilat-jilati tubuh bumi, pada mereka aku akan bercerita tentangmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar