"jika kau seorang nasionalis, berhenti menghujat negaramu !!!" kau membentaku begitu keras. Suasana hening sejenak..., dan dengan pelan tapi pasti aku menjawab "suruh ia brhenti menyakitiku dan aku akan berhenti menghujatnya"
"ya sudahlah... Aku sudah tak bisa bilang apa-apalagi padamu, kau sudah terlalu tersesat pada jalanmu " ucapmu sembari memperbaiki tempat dudukmu. "aku rasa ini adalah jalan yang paling benar atas semua persimpangan yang aku temui "
Situasi kembali hening, nyanyian alam membahana bersama tarian rembulan diluar sana. Kau hanya menelan ludah dan sesekali menggaruk kepala aku tau dalam hatimu pasti sedang mengumpat keberadaanku. aku puas karena kau khilngan pikir
Ternyata aku salah, kau masih tetap beranfsu untuk membungkusku dalam jeram fikiranmu, diam sejnakmu hanya jeda otak-atik fikiran untuk seketika kembali melancarkan agresi sabda. "kau hanya makhluk naif yang selalu mencari dalil benar atas stiap sesat jalanmu !" bentakmu memecah sunyi.
"Oho... Kau salah menilaiku, ini adalah jalan hidup yang telah aku pelajari dengan seksama, pilihan ini adalah hasil analisa objektif atas segala hal-ihwal yang terjadi di bumi pertiwi ini. dan inilah kebenaran yang sejatinya benar sebenar-benarnya" kilahku, dan kau mulai kehabisan kata
kali ini secangkir kopi hitam yang sedari tadi bersanding anggun di antara tumpukan kertas itu menjadi sasaran amarahmu, kau banting dan kau remukkan. kau mulai menggerutu dan aku tau pasti bahwa kau telah mulai kewalahan menghadapi setiap barisan kata-kataku. "bangsat, edan...." umpatmu. tapi aku hanya tersenyum, karena aku meyakini bahwa umpatanmu adalah bentuk kemenanganku
suasana kembali lengang, sesekali kau menggaruk kepala, sesekali yang lain kau mendengus panjang, sedang aku sibuk bermain bersama imajinasiku. tiba-tiba saja kau bangkit dari dudukmu dan tanpa kata kau tinggalkan aku sendiri disudut tempat kita telah lalui satu malam penuh kehangatan dalam kata-kata
tapi aku akan berusaha menjaga agar aku tak merindukan malam ini, karena aku tau pasti dialogue ini akan berlanjut dimalam-malam berikutnya, bisa dengan materi yang sama, bisa juga dengan materi yang berbeda. kita hanya beristirahat sejenak kemudian melanjutkan kembali aktifitas merangkai kata, menggubahnya menjadi sabda-sabda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar