Senin, 12 September 2011

SAJAK - SAJAK PELANGI

Saat sajak ini kubuat
Langit berwarna merah jingga
Siluet indah keluar dari balik kabut tebal kehitaman
Ada hati yang bergetar
Ada gelora yang tak tertahankan
Ada semangat yang menyala-nyala
Hancurkan dinding tebal keangkuhan borjuasiku


Saat sajak ini ku buat
Kita masih berdiri di garda depan
Berteriak dengan lantang
Melawan keangkuhan tirani
Menjanjikan takdir keindahan sebagai sebuah keharusan
Jawaban atas segala pertanyaan kemiskinan dan kehinadinaan

Saat sajak ini kubuat
Nasib kita masih sama kawan
Lapar hari kemarin masih tertahankan sampai hari ini
Peluh hari kemarin masih belum jua terbilaskan
Kita masih dihinakan ketiadaan
Kita masih Dimiskinkan kebiadaban
Dan kita masih Dibodohkan kebohongan
Nasib kita masih sama kawan
Kita masih mengukir sejarah yang sama
Kita masih merangkai masa depan yang sama
Kita masih terjebak pada persoalan yang sama

Saat sajak ini kubuat
Aku bersaksi bahwa kita belum merdeka
Bagaimana bisa aku berkata bahwa kita telah merdeka...??
Sedang, mulut kita masih terbungkam
Tangan kita masih terborgol
Kaki kita tak bisa menentukan langkahnya dengan leluasa
Bagaimana bisa aku sebut ini sebuah kemerdekaan...??
Sedang para buruh masih belum berdaulat atas takdirnya
Sedang para petani masih belum berdaulat atas takdirnya
Sedang para pemuda mahasiswa masih belum berdaulat atas takdirnya
Sedang para perempuan-perempuan pertiwi juga masih belum berdaulat atas takdirnya
Bagaimana bisa aku sebut ini sebuah kemerdekaan...??
Rezim lalim penguasa tiran masih angkuh berdiri mengangkang
Moncong senjata masih menjadi solusi paling benar atas setiap perlawanan rakyat
Dan...
Negara hanya ruang kebiadaban
Negara hanya teritori laknat keangkaramurkaan
Negara hanya alat penindasan dan penghisapan

Lewat sajak-sajak pelangi ini
Aku mengajakmu mengepalkan tinju kelangit
Teriakkan bahwa kita ingin merdeka
Aku mengajakmu mengepalkan tinju ke langit
Teriakkan bahwa kita telah bosan dalam lubang kehinaan
Aku mengajakmu mengepalkan tinju ke langit
Dan yakinlah bahwa jika tak hari ini
Maka esok atau lusa kita pasti menang.

Selong 17 mei 2011
(dibaca pada acara ulang tahun FMN ke-8 di Mataram tanggal 17 mei 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar